Rabu, 06 November 2019

YANG ADA

Lelaki tua itu terus menyapukan kuasnya di atas kanvas dengan lembut dan penuh penghayatan, sesekali berhenti untuk mencampurkan cat yang mirip dengan odol. Beberapa warna disatukan dalam piring kecil berbahan plastik, tampak cat warna merah ditambah putih sehingga gradasi warnanya menarik. Setelah itu diambilnya dengan kuasnya dan disapukan kembali dengan penuh perasaan seperti menari-nari di atas kanvas, meliuk-liuk menghasilkan perpaduan warna serasi dan menakjubkan. Tak sedikitpun menghiraukan anak-anak yang sedang bermain penuh canda di pelataran gubuknya yang sederhana. Seorang anak tanpa alas kaki dan tak berbaju asik memperhatikan lelaki itu dari balik tiang penyangga rumah. Hampir  dua jam ia memperhatikan lelaki tua itu tanpa beringsut sedikitpun, kadang menggaruk-nggaruk perutnya yang tampak kempis seperti kurang makan.

    " kek !" panggilnya

Lelaki tua itupun menoleh seakan sepakat dengan panggilan bocah tersebut, tak menjawab hanya tersenyum dan tetap menyapukan kuasnya di atas kampas.

" apa yang sedang kakek gambar ?" tanya bocah

"lihatlah !" jawab lelaki tua

"aku tak melihat apapun" bocah itu menjawab

"lihatlah baik-baik" perintah lelaki itu

"tak ada apapun " 

Kali ini Lelaki tua itu menghentikan melukisnya dan berbalik ke arah bocah tersebut, meletakkan kuas dan catnya.

   " sini cu " sambil melambaikan tangannya dan menggapai tangan bocah tersebut dan mendudukkan di pangkuannya.

   " kamu suka menggambar?"

bocah itu mengangguk-anggukkan kepalanya menyatakan kalau dirinya suka menggambar.

“ kamu suka menggambar apa?”

“aku suka menggambar semua yang ada” jawab bocah

“ semua yang wujud dan semua yang tampak aku gambar” lanjut bocah itu

Lelaki tua itu manggut-manggut seperti terkagum-kagum dengan pernyataan bocah itu, lalu dia bertanya kembali,

“apakah yang ada selalu tampak olehmu ?”

“bagaimana mungkin yang tidak tampak itu ada?” bocah itu balik bertanya

Lelaki tua itu tersenyum dan kembali mengajukan pertanyaan,

“lalu kenapa kamu tadi bertanya padaku apa yang aku gambar, kalau kau tidak melihat apapun?”

Bocah itu termangu dan tampak berpikir keras atas pertanyaan lelaki tua itu


Selasa, 15 Oktober 2019

Allah memuliakan orang yang berilmu

Syaikh Muhammad Sya’id Ramadan Al-Buthy mengatakan : Ketika saya masih muda, saya memutuskan untuk melanjutkan studi agama. Teman-teman saya mengejek dan menggodaku. Mereka berkata bahwa kamu akan mati kelaparan, kamu akan hidup dalam kemiskinan, kamu hanya akan pengurus jenazah dan memimpin pemakaman. Tahun-tahun berlalu dan mereka menjadi dokter, dokter gigi dan insinyur, dan saya menjadi saya. Sekarang mereka yang menggodaku adalah orang yang sama yang akan melakukan apa saja untuk hanya menemuiku sekali atau berjabat tangan. Saya tidak mengatakan ini untuk memuji diri saya, saya mengatakan ini untuk menunjukkan kepada Anda betapa Allah menghormati orang yang berilmu.
Ujian Tengah Semester 
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu
Prodi/Kelas  :  SAA/A

Soal: 
  1. Jelaskan pengertian  Filsafat ilmu dan ruang lingkup pembahasannya ! Apa manfaat mempelajari filsafat ilmu? sebutkan !
  2. Banyak sekali pengetahuan yang kita peroleh di berbagai media, baik cetak maupun elektronik namun tidak semua pengetahuan yang kita peroleh memiliki kebenaran, jelaskan bagaimana cara saudara untuk mengetahui dan membedakan pengetahuan yang benar dan pengetahuan yang tidak benar !
  3. Salah satu sumber pengetahuan adalah intuisi, bagaimana  intuisi sebagai sumber pengetahuan dibenarkan ?
  4. Apa yang dimaksud dengan " logika pengetahuan" ? Jelaskan

Rabu, 18 September 2019

PENARIKAN MAHASISWA KKN UIN RADEN INTAN 2019 DESA KERTOSARI

Penyerahan Kenang kenangan kepada Kepala Desa Kertosari  Kecamatan Tanjung Sari Lampung Selatan Bapak Albert Halomoan Sidauruk sekaligus penarikan mahasiswa KKN UIN Raden Intan Lampung Tahun 2019
KERTOSARI CERIA 2019

Selasa, 17 September 2019

KERTOSARI

            Setelah 30 menit berkendara menelusuri jalanan yang baru saja dilapisi aspal tebal, tampaklah rambu papan penunjuk jalan bertuliskan "Kertosari". Sepeda motor ku arahkan mengikuti petunjuk rambu, tampak pohon karet berbaris rapi di sisi kiri dan kanan jalan, seolah barisan pohon karet itu memberi hormat dan menyambutku. Kecepatan sepeda motor ku kurangi sebagai penghormatan terhadap sambutan meriah barisan pohon-pohon karet. Sebatang pohon karet menjatuhkan sehelai daun yang bertuliskan "salam penyambutan" yang diikuti guguran daun daun lainya, bersorak menyambut kedatanganku.
          Tak lama berselang tampak gapura berdiri kokoh dengan tulisan selamat datang di desa Kertosari. Perlahan sepeda motor terus kuarahkan melaui jalan desa yag sudah beraspal dan tampak bersih. Sebuah bangunan tampak lebih tinggi dari permukaan jalan dihiasi lambang propinsi Lampung yaitu siger,  ada papan bertuliskan " Balai Desa Kertosari".