YANG ADA
Lelaki tua itu terus menyapukan kuasnya di
atas kanvas dengan lembut dan penuh penghayatan, sesekali berhenti untuk
mencampurkan cat yang mirip dengan odol. Beberapa warna disatukan dalam piring
kecil berbahan plastik, tampak cat warna merah ditambah putih sehingga gradasi
warnanya menarik. Setelah itu diambilnya dengan kuasnya dan disapukan kembali
dengan penuh perasaan seperti menari-nari di atas kanvas, meliuk-liuk
menghasilkan perpaduan warna serasi dan menakjubkan. Tak sedikitpun menghiraukan
anak-anak yang sedang bermain penuh canda di pelataran gubuknya yang sederhana.
Seorang anak tanpa alas kaki dan tak berbaju asik memperhatikan lelaki itu dari
balik tiang penyangga rumah. Hampir dua jam ia memperhatikan lelaki tua
itu tanpa beringsut sedikitpun, kadang menggaruk-nggaruk perutnya yang tampak
kempis seperti kurang makan.
" kek !"
panggilnya
Lelaki tua itupun menoleh seakan sepakat
dengan panggilan bocah tersebut, tak menjawab hanya tersenyum dan tetap
menyapukan kuasnya di atas kampas.
" apa yang sedang kakek gambar
?" tanya bocah
"lihatlah !" jawab lelaki tua
"aku tak melihat apapun" bocah
itu menjawab
"lihatlah baik-baik" perintah
lelaki itu
"tak ada apapun "
Kali ini Lelaki tua itu menghentikan
melukisnya dan berbalik ke arah bocah tersebut, meletakkan kuas dan catnya.
" sini cu " sambil
melambaikan tangannya dan menggapai tangan bocah tersebut dan mendudukkan di
pangkuannya.
" kamu suka
menggambar?"
bocah itu mengangguk-anggukkan kepalanya
menyatakan kalau dirinya suka menggambar.
“ kamu suka menggambar apa?”
“aku suka menggambar semua yang ada” jawab
bocah
“ semua yang wujud dan semua yang tampak
aku gambar” lanjut bocah itu
Lelaki tua itu manggut-manggut seperti
terkagum-kagum dengan pernyataan bocah itu, lalu dia bertanya kembali,
“apakah yang ada selalu tampak olehmu ?”
“bagaimana mungkin yang tidak tampak itu
ada?” bocah itu balik bertanya
Lelaki tua itu tersenyum dan kembali
mengajukan pertanyaan,
“lalu kenapa kamu tadi bertanya padaku apa
yang aku gambar, kalau kau tidak melihat apapun?”
Bocah itu termangu dan tampak berpikir
keras atas pertanyaan lelaki tua itu